Senin, 15 Juni 2020

Jenis-Jenis Sedimen Dasar Laut

Jenis-Jenis Sedimen Dasar Laut

Sedimen Morfologi Dasar Laut
Berdasarkan pada asal usulnya, sedimen laut dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1).  Sedimen Litogenik (terigennous), yaitu sedimen yang berasal dari pelapukan batuan yang telah ada sebelumnya di daratan atau benua. Komponen sedimen ini adalah lumpur terrigen, endapan longsoran atau turbidit, dan endapan es. Sekitar 30% dari lumpur terigen itu terdiri dari lanau dan lempung yang mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan feldspar, dan mineral-mineral lempung seperti illit, kaolinit, dan chlorit.
2).   Sedimen Volkanogenik (volcanogenic sediments), yaitu sedimen yang berupa material volkanik yang dilontarkan ketika terjadi erupsi gunungapi. Sedimen ini banyak dijumpai di kawasan bergunungapi.
3).   Sedimen Biogenik (biogenic sediments), yaitu sedimen yang dihasilkan oleh organisme atau organisme itu sendiri. Organisme yang sangat umum adalah foraminifera, diatom, dan radiolaria. Mineral-mineral yang utama di dalam sedimen biogenik adalah kalsit, aragonit, silika, dan apatit. Ooze adalah sedimen biogenik berbutir halus yang tersusun oleh cangkang-cangkang organisme mikro yang terakumulasi di laut dalam, seperti di dataran abisal.
4).    Sedimen Hidrogenik (hydrogenic sediments), yaitu sedimen yang terbentuk oleh reaksi kimia inorganik dari unsur-unsur yang terlarut di dalam air. Sedimen kelompok ini juga disebut sebagai sedimen autigenik (authigenic sediments). Jenis-jenis sedimen ini yang umum adalah zeolit, nodul mangan, nodul fosfat, dan endapan logam hidrotermal (metalliferous hydrothermal deposits).
5).   Sedimen Kosmogenik (cosmogenic sediments), yaitu sedimen yang berasal dari luar angkasa, seperti meteorit atau debu ruang angkasa yang jatuh ke Bumi.
No
Jenis sedimen
asal
contoh
1
Litogenik
Pelapukan batuan dari daratan
lumpur terrigen, endapan longsoran atau turbidit, dan endapan es.
2
Volkagenik
Erupsi gunung api
Ash, lapilli dll
3
Biogenik
Aktivitas dan organisme itu sendiri yang ada di laut
Foraminifera, diatom, dan radiolaria
4
hidrogenik
reaksi kimia inorganik dari unsur-unsur yang terlarut di dalam air
adalah zeolit, nodul mangan, nodul fosfat, dll
5
kosmogenik
luar angkasa
meteorit

Pembagian Zona Laut Menurut Proses Terjadinya, Letak, dan Ekosistemnya

Pembagian Zona Laut Menurut Proses Terjadinya, Letak, dan Ekosistemnya

PEMBAGIAN ZONA LAUT
Indonesia terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Pasifik dan Hindia) sehingga Indonesia disebut juga Nusantara, yang berasal dari kata ‘Nusa’ (=pulau) dan ‘Antara’ (=diapit antara dua laut dan dua samudera). Laut merupakan suatu kawasan yang terluas dipermukaan bumi ini, hampir 2/3 dari permukaan bumi terdiri atas hamparan lautan dan sisanya adalah daratan. Oleh karena itu, laut bisa dibagi menjadi beberapa zona menurut  proses terjadinya, letaknya, kedalamannya, dan ekosistemnya.

Zona Laut Menurut Proses Terjadinya dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.       Laut Transgresi. Laut ini terjadi karena adanya perubahan permukaan laut yang terjadi akibat permukaan air laut yang naik atau daratan yang mulai menyusut  atau turun sehingga menjadikan daratan tersebut tergenang oleh air.
2.       Laut ingresi. Ini merupakan laut yang terjadi karena tanah yang semakin menurun ke dasar laut, sehingga menjadikan kawasan tersebut terendam oleh air. Biasanya penurunan tanah tersebut akan membentuk palung dan lubuk laut.
3.       Laut Regresi. Ini merupakan laut yang terbentuk akibat penyempitan laut itu sendiri yang dikarenakan oleh pengendapan bebatuan seperti pasir, lumpur, maupun material lain yang dibawa aliran air sungai yang pada akhirnya bermuara di laut.
No
Zona Laut
sebab
Akibat
1
Transgresi
perubahan permukaan laut (muka air laut naik atau daratan turun)
Laut meluas
2
Ingresi
tanah menurun ke dasar laut
Laut mendalam
3
Regresi
Proses sedimentasi
Laut menyempit

Zona Laut Menurut Letaknya dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

Laut pedalaman. Merupakan laut yang letaknya menjorok ke pedalaman. Laut ini tidak dipengaruhi oleh arus samudra dan tidak mengalami proses pasang surut.
Laut Pertengahan (Continental sea). Merupakan  laut yang berada di tengah-tengah benua
Laut Tepi (Marginal sea). Merupakan laut yang terletak di landas benua serta memiliki hubungan bebas dengan samudra. Inilah yang menjadikan arus tepi selalu dipengaruhi oleh arus samudra.
Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya dapat dibedakan menjadi 4 zona, yakni:
Zona Litoral (Wilayah Pasang Surut)
Zona litoral adalah zona atau wilayah laut yang apabila pada saat terjadi air pasang, wilayah ini akan tergenang oleh air, dan pada saat terjadi air surut, wilayah ini akan mengering dan berubah menjadi pantai. Oleh karena itulah maka zona ini seringkali disebut dengan daerah pasang surut. Pengaruh suhu udara serta sinar matahari yang terdapat pada zona litoral sangat kuat. Menjadikan zona ini sebagai habitat bagi beberapa spesies laut seperti bintang laut, udang, kepiting, cacing, serta bentos.
Zona Neritik (Laut dangkal)
Zona Neritik adalah wilayah perairan dangkal yang terletak dekat dengan pantai. Kedalaman dari zona ini adalah berkisar antara 50 hingga 200 meter. Kawasan ini dapat tertembus sinar matahari dengan sangat baik, sehingga menjadikannya sebagai habitat yang sangat cocok bagi berbagai jenis spesies laut seperti ubur-ubur, fitoplankton. Zooplankton, rumput laut, serta jenis spesies lainnya.
Zona Bathial (Laut Dalam)
Zona Bathial merupakan Wilayah perairan yang memiliki kedalaman yang berkisar antara 200 hingga 2000 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus oleh sinar matahari. Hal tersebutlah yang menjadikan kehidupan diwilayah zona bathial tidak seramai di zona neritic.
Zona Abisal (Laut sangat Dalam)
Ini merupakan bagian laut yang memiliki kedalaman lebih dari 2000 meter. Wilayah ini  memiliki suhu yang sangat dingin. Hal inilah yang menjadikan zona abbisal hanya memiliki beberapa spesies hewan laut. Dan di zona ini tidak dapat ditemui spesies tumbuh-tumbuhan laut. Contoh spesies yang dapat hidup di zona ini adalah angler fish, dimana biota laut tersebut dapat menghasilkan cahaya sendiri untuk berkomunikasi.
No
Zona laut
kedalaman
Karakteristik
Organisme
1
Litoral
0-50 m
Terjadi pasang surut
Udang, kepiting, cacing, serta bentos
2
Neritik
50-200 m
Zona eufotik
Ubur-ubur, fitoplankton. Zooplankton, DLL
3
Bathial
200-2000 m
Zona disfotik
Ikan-ikan besar
4
Abisal
>2000 m
Zona afotik
Angler fish, biasanya tidak ditemukan organisme produsen

Zona Laut Menurut Ekosistemnya
Menurut ekosistem yang menghuni, zona kelautan juga terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Zona Neritic (perairan dangkal)
Zona ini mendapatkan pencahayaan matahari yang sangat baik. Wilayahnya mencangkup pesisir pantai. Berbagai jenis ekosistem dapat hidup di zona tersebut. Contohnya adalah ganggang laut, terumbu karang, dan juga rerumputan.
Zona Oseanic (Perairan menengah)
Zona ini merupakan wilayah laut dimana sinar matahari tidak dapat menembus hingga ke dasar. Hal tersebut menyebakan terjadinya perbedaan suhu di dalam zona tersebut yang terjadi akibat air yang ada dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air yang ada dibawahnya. Spesies yang bisa ditemui adalah berbagai jenis ikan.
Zona Litoral ( perairan dalam)
Zona ini tidak tertembus oleh cahaya matahari. Jumlah ekosistem kehidupan yang ada pada perairan laut dalam lebih rendah jika dibandingkan tempat lainnya. Hewan-hewan yang hidup di zona ini memiliki mata yang sangat peka terhadap cahaya. Organisme yang hidup di zona ini hanya bertindak sebagai konsumen dan sebagai pengurai saja, sedangkan produsen tidak ada sama sekali. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya cahaya matahari yang dapat menembus kawasan itu. Spesies-spesies yang ada di zona ini biasanya mendapatkan makanan yang bersumber dari plankton-plankton yang mengendap.

Zona Laut di Indonesia (Teritorial, Landas Kontinen, ZEE)

Zona Laut di Indonesia (Teritorial, Landas Kontinen, ZEE)

Zona Laut di Indonesia
Pengukuhan zona tersebut telah diumumkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980.
Zona laut Indonesia
Perairan di Indonesia dibagi menjadi 3 Zona, yakni:
1.      Zona Teritorial
Merupakan garis khayal yang memiliki jarak sekitar 12 mil dari garis dasar ke laut lepas. Suatu negara dapat berdaulat penuh hingga mencapai batas teritorial, akan tetapi negara tersebut juga berkewajiban terhadap penyediaan alur pelayaran baik di bawah maupun permukaan laut.
2.      Zona Landas Kontinen
Baik secara geologi maupun morfologi, zona ini merupakan lanjutan dari suatu benua, dimana kedalaman lautnya mencapai 150 meter. Kenapa Indonesia memiliki zona landas kontinen. Hal itu dikarenakan negara kita terletak diantara 2 buah kontinen, yaitu Asia dan Australia.
3.      Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Merupakan jalur perairan (laut) yang memiliki lebar 200 mil dari garis dasar ke arah laut terbuka. Dengan zona ini, maka dalam pemanfaatan sumber daya laut, Indonesia mendapatkan kesempatan yang pertama.

Zona pesisir dan laut (Foreshore, Backshore, Offshore)

Zona pesisir dan laut (Foreshore, Backshore, Offshore)

Zona Pesisir dan Laut
Zona Pesisir
Zona pesisir merupakan wilayah sepanjang pantai yang masih dipengaruhi laut dan angin laut. Zona ini berbatasan dengan pantai. Pada zona pantai terjadi gelombang sehingga gerakan air laut permukaan ini mempengaruhi bentuk pantai.
Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik seperti terdapat hutan mangrove, terumbu karang, pantai, gelombang pasang, dan pulau penghalang yang semua ini hanya terdapat di daerah pesisir. Lingkungan pesisir adalah batas pertemuan antara darat dan laut, dan daerah ini meliputi wilayah sekitar 8% permukaan bumi.
Pesisir dapat dibedakan menjadi tiga bagian:
No
Zona Pesisir
penjelasan
Letak
1
Foreshore
bagian pesisir muka pasang terendah sampai garis ketinggian muka air pada waktu pasang

dibatasai dari zona pasang rendah hingga pasang tinggi.
2
Backshore
bagian pesisir mulai batas foreshore sampai garis pantai
tidak tergenang laut pada waktu pasang tinggi, tetapi hanya terbenam bila ada gelombang atau pasang yang sangat besar.
3
OffShore
lepas pantai
daerah yang ada di luar lintasan gelombang laut.



Pantai Primer dan Pantai Sekunder (Klasifikasi pantai menurut Shepard (1948))

Pantai Primer dan Pantai Sekunder (Klasifikasi pantai menurut Shepard (1948))

Klasifikasi pantai menurut Shepard (1948)
Dibagi berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, berdasarkan pendekatan secara genesa atau perbedaan bentuk-bentuk awal (initial) dan juga bentuk-bentuk berikutnya (subquential)
Pantai primer
Stadia muda ini dihasilkan oleh proses bukan asal laut (nonmarine agencies)
No
Bentuk pantai yang tenggelam karena erosi dari daratan oleh sungai (glasial).
1
Pantai erosi fluvial yang tenggelam (Pantai Ria).
2
Pantai karena tenggelamnya lembah glacial (Pantai Frojd).

No
Pantai yang terbentuk oleh endapan asal darat
1
Pantai hasil pengendapan fluvial
2
Pantai pengendapan glasial, sebagai morena yang tenggelam
3
Pantai maju karena pengendapan angin (prograding sand dunes)
4
Pantai yang terbentuk oleh meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai (mangrove)

No
Pantai akibat aktivitas volkanik
1
Pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini (recent lava flow), contoh: di sekitar Kepulauan Hawaii.

2
Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera, contoh: Pantai yang terbentuk oleh batuan vulkanik di Keanae, Hawaii.

No
Pantai yang terbentuk karena diastropisme atau tektonik yang bekerja.
1
Pantai yang terbentuk oleh tebing patahan atau gawir, pantai lurus dan dalam
2
Pantai yang terbentuk oleh perlipatan. Bila pantai sejajar sumbu lipatan, terbentuk tebing pantai yang curam


Pantai sekunder
Dengan stadia dewasa yang dihasilkan oleh proses asal laut (marine agencies)
No
Bentuk pantai lurus, karena erosi gelombang
1
Pantai terjal  lurus karena erosi geolombang, dengan ciri-ciri: batuan homogen dan dijumpai suatu dataran (wave cut bench)
2
Pantai yang berliku-liku, karena erosi gelombang, dengan ciri-ciri: batuan tidak homogen dan ada teluk-teluk kecil

No
Bentuk pantai karena pengendapan laut
1
Pantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir atau bar yang memotong teluk dengan ciri-ciri: kemiringan kecil dan ombak cukup besar
2
Pantai maju karena pengendapan laut dengan ciri-ciri: kemiringan cukup besar, ombak sangat kuat, daerah laut terbuka, contohnya: daerah Pantai Parangtritis
3
Pantai dengan gosong pasir lepas pantai (off shore bar and long shore spits), merupakan pantai yang terbentuk oleh sedimen-sedimen yang diendapkan arus dan ombak di sepanjang pantai.
Ciri-ciri: daerahnya berrelief datar, slope terhadap laut landai, ada teluk, laguna (off shore bar/spits)
4
Pantai terumbu koral
Jenis-jenis:
-Terumbu tepi laut (fringing reef), terdapat di pantai, tertambat di daratan, bentuk seperti sabuk dan mempunyai lebar beberapa kaki
-Terumbu penghalang (barier reef), terdapat di lepas pantai (off shore) yang dipisahkan dari daratan oleh laguna lebar 1/2-10 mil. Contoh terbesar Great Barrier Reer di pantai Utara Australia
-Terumbu cincin (atoll), bentuknya seperti cincin yang mengurung laguna.


Klasifikasi pantai menurut Cotton (1952 Vide Bloom, 1979)
Dengan dasar pembagian gerakan-gerakan tektonik yang terjadi
a.   Daerah pantai stabil, dipengaruhi oleh peneggelam daratan masa kini (recent submergence).
b.   Daerah pantai yang labil atau mobil, dipengaruhi oleh adanya pengangkatan atau penurunan daratan masa kini.
     Contohnya: Pantai lipatan
                        Pantai patahan
                        Pantai – Pengangkatan daratan masa kini   – Penurunan muka laut  
DAFTAR PUSTAKA
  image:http://sterilthunder.files.wordpress.com/2010/07/pangandaran1.jpg
  Sumber:Bird, E.C.F. 1970. Coast and introduction to systematic geomorphology. Vol. 4. Cambridge, London: 248 pp.

Pantai Tenggelam, Pantai naik, Pantai Fyord, Ria

Pantai Tenggelam, Pantai naik, Pantai Fyord, Ria

Klasifikasi pantai menurut genesanya (Johnson, 1919)
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Pantai Tenggelam merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.

Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut.
Ciri-ciri pantai tenggelam:
-          Di muka pantai ada pulau
-          Garis pantai tidak teratur
-          Teluk dalam
-          Lembah-lembah turun
Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:
No
Jenis Pantai
Penjelasan
1
Pantai Ria
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
2
Pantai Fyord
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es.
#Proses pembentukan: Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan.
#Ciri-ciri: panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai.
Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.


 Bentuk permukaan hasil diastrofisme
fault scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hogbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.
Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air laut.
Ciri-ciri pantai naik:
-          Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir atau tanggul-tanggul.
-          Garis pantai relatif lurus
-          Relief relatif rendah
Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
No
Gejala
Penjelasan
1
Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
2
Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air.

3
Terdapatnya gisik (beaches)
tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.
4
Terdapatnya laut terbuka
terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.

5
Garis pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.

Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
Ciri-ciri pantai netral:
-          Garis pantai relatif lurus
-          Pantai landai, ombak tidak besar
-          Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah
        Contoh: Pantai delta
                      Pantai volkanik
                      Pantai terumbu koral
Bentuk Pengendapan Sungai
No
Bentuk lahan
Penjelasan
1
Delta
endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut
2
Dataran banjir
(Flood Plain) Dataran yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami banjir
3
Kipas alluvial
(Alluvial Fan) bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.

Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
No
Penyebab
Penjelasan
1
mound
hasil kegiatan kerucut vulkanis  yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar
2
lava flow
hasil kegiatan aliran lava yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar

Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.
Ciri-ciri pantai campuran:
-          Pantai menunjukan undak pantai
-          Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.